Bismillah...
Siang itu, di pelataran mesjid kampus, ku sandarkan
punggungku sambil berselonjor kaki. Mengamati masa demi masa yang telah
terlewati selama 2 tahun lebih menimba ilmu di bumi perjuangan. Banyak ilmu
yang ku dapatkan. Kedewasaan salah satunya.
Kuamati juga teman-teman yang ditakdirkan Allah
bertemu denganku dan aku bertemu dengannya. Di lingkungan dakwah, kutemukan
kedewasaan itu tumbuh bersamaan dengan perjalanan kisahku dalam menggapai ilmu.
Kekuatan itu hadir dengan hadirnya berbagai permasalahan-permasalahan aktivis
di kampusku. Kadangkala kujumpai diriku mengeluh, merasa tak sanggup dan merasa
tak mampu. Nun jauh disudut sana kutemui juga teman-temanku yang merasakan hal
yang sama.
Galau. Begitulah kenyataannya. Di seluruh elemen dakwah
pasti dijumpai duri, ranting, atau bahkan bebatuan untuk menguji sebatas mana
afiliasi seorang kader dakwah kepada dakwah itu sendiri. Tiap hari kader dakwah
bergelut dengan tugas-tugas kuliah dan agenda dakwah lainnya. Jika hanya
itu-itu saja kemungkinan besar tidak ada titik ujian yang membedakannya dengan
orang lain. Maka itu perlu adanya masalah sebagai bumbu dan parameter sejauh
mana keimanan dan keiklasan itu dalam dada. Seleksi alam juga akan terus
melakukan perannya. Begitu banyak orang-orang yang berguguran di jalan dakwah.
Fenomena yang lebih sering terjadi adalah kecewa. Kecewa dengan saudara
yang tidak sesuai dengan harapannya,
kecewa karena tidak dianggap, kecewa karena merasa dikucilkan, kecewa karena
merasa kurang dilibatkan. Banyak yang ingin keluar dengan mengeluarkan dalih-dalih
yang membenarkan dirinya sendiri. Padahal secara teori ia paham betul mana yang
hak dan yang bathil.
Sesungguhnya Allah tidak akan menunjukkan jalan bagi
orang-orang yang fasik dan tidak bersyukur. Tidak mau bersyukur dengan karunia
yang selama ini tercurah melimpah ruah yang kemungkinan tidak semua orang bisa
merasakannya. Islam, iman, kesehatan dan waktu. Hal ini yang sering terlupakan.
Karenanya, ada masalah kader cenderung mengeluh dan berputus asa. Merasa
bebannya paling berat sedunia tanpa ada bandingannya dengan yang lain. Merasa
tidak berdaya dan tidak patut lagi mengemban amanah yang telah diberikan.
Akhirnya futur dan berguguran satu persatu.
Aku tahu pergerakan dakwah itu sangat besar. Ada
tidaknya aku di jalan ini, dakwah akan senantiasa berjalan sampai akhir masa.
Karena ia hanya bisa dikendarai oleh orang-orang yang kuat hatinya dan mulia
akhlaknya. Cinta kasih kepada sesama serta memiliki kemauan yang kuat untuk
selalu memperbaiki diri.
Aku tahu sebenarnya akulah yang membutuhkan dakwah
bukan dakwah yang membutuhkanku. Jika dakwah sudah menjadi denyut nadi dan
menumbuhkan kecintaan yang mendalam niscaya keimanan akan semakin kuat, benteng
pribadi akan semakin kokoh dan muaranya mejadi pribadi yang mampu berkontribusi
untuk umat. Dan tidak dapat dinafikan amar ma’ruf nahi munkar akan berjalan
dengan baik.
Siang ini juga kuingatkan kembali pada diriku
bahwa segala permasalahan itu
membutuhkan kedewasaan. Kedewasaan dalam menyikapinya bukan sikap grasa-grusu
yang tidak tentu arah. Bergabung dengan jamaah sebagaimana pun buruknya
tetaplah suatu keharusan. Tidak mungkin seseorang mampu berjalan sendiri
meneghadapi berbagai cobaan dan hambatan tanpa seorang teman untuk
berbagi. Begitu banyakya musuh-musuh
Islam yang mengincar aktivis Islam. Karenanya keluar dari jamaah merupakan
suatu malapetaka besar.
Dakwah merupakan jalan yang panjang tidak akan
lekang oleh waktu dan masa. Kadangkala dalam lingkungan dakwah, ada berpapasan
dengan masalah hati. Ketertarikan dengan lawan jenis merupakan hal yang fitrah
adanya. Tidak dinafikan bahwa seorang aktivis dakwah itu pasti juga merasakan
jatuh hati. Tapi lebih sering ia menjadi boomerang yang membuat hati down
dan ruhiyah hampa jika yang empunya tidak mampu mengendalikan hati. Ia terlalu
terlena dengan jatuh cinta yang belum waktunya. Suka dan mengagumi itu wajar
karena manusia diciptakan memang memiliki rasa ketertarikan satu dengan yang
lainnya (dalam hal ini lawan jenis) tapi bukan pula dengan melenakan diri
dengan asyik menenggalamkan diri dengan angan-angan tentangnya. Sangat tidak
adil bagi calon suami kelak. Jika ia mengetahui hal tersebut ia pasti akan cemburu.
Begitu juga Allah, sesungguhnya Allah akan lebih cemburu kepada hambaNya jika
hamba tersebut menduakan Allah dengan yang selainNya.
Kuakui permasalahan pribadi itu banyak, tapi tidak
kalah banyaknya juga permasalahan umat yang menunggu untuk diselesaikan satu
persatu. Kontribusi seorang kader dakwah menunujukkan sebesar apa afiliasinya
terhadap Islam dan jamaah Islam.
Aku berazam, sesulit apapun seburuk apapun yang
kutemui dalam jalan dakwah ini aku akan terus bertahan dan berjalan bersama
dengan saudaraku yang lain. Karena bersama itu sungguh meruapakan nikmat yang
diberikan Allah kepada hambaNya. Aku tahu dan paham, bahwa ini adlah jaah
manusia bukan jamaah jin ataupun malaikat yang tidak pernah salah. Karena itu
mustahil tidak ada kesalahan. Yang terpenting adalah sejauh mana kekuatan untuk
terus memperbaiki diri dan berbuat yang lebih baik semampu diri.
Semangat menebar
manfaat,
Ganbatte ne!!!
Ganbatte ne!!!
0 komentar:
Posting Komentar